Pada suatu hari, seekor gajah keluar dari rumahnya. Ia sholawat nabi ingin pergi untuk berjalan-jalan untuk menghirup udara segar dan melemaskan otot-ototnya yang kaku. Namun, di tengah perjalanan. Ia bertemu dengan seekor tikus kecil yang menjual bunga. Sang tikus pun menawarkan dagangannya kepada gajah dengan ramah.
Gajah pun tertarik. Bunga yang di tawarkan tikus
sangat indah dan cantik. Warnanya yang kuning lembut dan sangat mekar. Harga
bunganya pun sangat murah. Namun, gajah diam sejenak dan berpikir tentang
bagaimana dengan baunya? Sangat lama gajah berpikir dan menatap bunga tersebut.
Sang penjual bunga pun melihat bahwa gajah tertari dengan daganganya tersebu.
‘’ Bunga ini sangat harum Tuan! Sangat pantas untuk
pengharum ruangan.’’ kata tikus mempromosikan dagangannya.
‘’ Bunga apa ini?’’ tanya gajah.
‘’ Ini adalah sebuah bunga yang sangat ajaib!’’ jawab
tikus.
‘’ Apakah bunga ini wangi?’’ tanya gajah.
‘’ Tentu saja! Bunga ini sangat harum’’ jawab tikus.
‘’ Boleh aku mencobanya?’’ tanya gajah penasaran
dengan wanginya.
‘’ Tentu saja Tuanku! Silahkan.’’
Gajah pun perlahan-lahan menjulurkan belalainya yang panjang.
Ia pun mengirup wangi bunga ajaib itu. Benar sekali yang di katakan tikus.
Bunga tersebut sangat wangi. Namun, tidak lama kemudian hidungnya terasa geli
dan gatal tidak bisa tertahan. Hidungnya tiba-tiba akan bersin. Tetapi ia terus
menahanya. Karena, tidak baik bersin di depan orang lain. Namun, hidungnya
terus saja sholawat jibril terasa geli, ia terus mencoba menahannya. Akhirnya, tanpa di sadari
gajah mengambil ancang-ancang untuk bersin.
Ia menghirup udara kuat-kuat melalui mulutnya yang
besar. Begitu besar angin yang masuk kedalam mulutnya. Bahkan, tangkai bunga
pun tersedot keluar dari tangkainya. Melihat ancang-ancang gajah, Tikus pun
bersiap untuk pergi meninggalkan tempat tersebut. ia berpikir akan terjadi
angin topan.
Tiba-tiba, Gajah pun bersin dengan sangat hebat.
Akibat, bersinnya yang hebat itu merusak rumah-rumah, gentengnya berterbangan
seperti di landa angin topan. Tikus pun surah al-waqiah terpelanting sangat jauh puluhan meter.
Bunga dagangannya pun berserakan kemana-mana. Karena, bersinnya yang sangat
hebat. Gajah pun terjatuh ke tanah dan bahkan mengeluarkan air mata. Ia melihat
semua yang di hadapannya rusak akibat bersinnya tersebut. ia merasa sangat
bersalah dan menyesal. Namun, itu semua bukan keinginannya.
Gajah hanya diam sambil menatap semua kerusakan.
Tiba-tiba, datanglah seekor badak, ia bertingkah seperti seorang polisi dan
melihat kejadian tersebut. Melihat badak datang, tikus pun timbul
keberaniannya. Ia segera berlari-lari menghampiri gajah.
‘’ Hei Tuan! Kau harus mengganti kerugianku. Lihatlah!
Bunga-bunga daganganku semua berhamburan dan hancur. Aku akan adukan kau kepada
badak.’’ bentak tikus marah.
Gajah hanya diam. Ia merasa sangat merasa bersalah.
‘’ Tenanglah, aku akan mengganti semua kerugianmu.’’
kata gajah dengan lembut.
Badak pun mengampiri gajah dan tikus.
‘’ Lihat akibat perbuatanmu!’’ bentak badak dan
menunjuk ke arah rumah-rumah yang rusak.
‘’ Iya, itu salahku!’’ kata gajah mengakui
kesalahannya.
‘’ Bunga-bungaku semuanya rusak. Aku meminta ganti
rugi.’’ bentak Tikus.
Sebenarnya gajah sangat marah kepada tikus. Karena
bunga yang ia jual. Akibatnya malah kacau balau. Tetapi ia menahan
kemarahannya.
‘’ Apa benar yang dikatakan tikus?’’ tanya badak.
‘’ Tidak! Saya tidak merusaknya dengan sengaja!’’
jawab gajah.
‘’ Bagaimana rumah itu bisa hancur? Dan bunga-bunga
yang tikus jual berserekan kemana-mana?’’ tanya badak
‘’ Saya hanya bersin Tuan!’’
‘’ Bersin? Hanya karena bersin rumah-rumah ini
hancur?’’ tanya badak tidak percaya.
‘’ Saya hanya mencium bunga yang di jual tikus.’’
Jawab gajah dan menunjuk bunga-buga yang berserakan.
‘’ Hmm, bunga siapa itu?’’ Tanya badak.
‘’ Itu adalah bunga tikus!’’
Badak pun melihat ke arah tikus. Tiba-tiba, tikus
berubah menjadi gelisah. Badak pun mengerti bahwa ini bukan kesalahan gajah
saja. Akhirnya, badak yang bertingkah menjadi polisi tersebut menengahi gajah
dan tikus.
Akhirnya, tikus pun meminta maaf karena sudah sholawat munjiyat menjual
bunga ajaib yang menjadi malapetaka tersebut. Gajah pun merasa bersalah, karena
bersinnya tersebut mengakibatkan kerusakan yang sangat besar dan merugikan yang
lain. Badak pun melanjutkan perjalanannya setelah menjadi polisi. Mereka berdua
mengakui kesalahannya Dan semenjak itu gajah dan tikus berteman baik. Semua itu
berkat bunga ajaib.
Pesan moral dari dongeng fabel : Gajah
dan Tikus adalah akui kesalahanmu sendiri. Jangan berbohong dan menyalahkan
orang lain atas kesalahan yang telah kamu perbuat.