Pada zaman dahulu kala, hiduplah
seorang raja dengan wujud raksasa bernama Prabu Baka yang tinggal di Kerajaan
Baka.
Dia adalah raja yang terkenal
rakus dan suka surah Al Waqiah memeras rakyatnya, inilah yang membuat semua orang takut
padanya. Prabu Baka juga memiliki seorang patih yang setia, bernama Patih
Gupala.
Suatu hari Prabu Baka memimpin
penyerbuan ke Kerajaan Pengging. Hal ini dilakukannya karena ingin menguasai
kerajaan makmur dan subur itu.
Perang pun tidak terhindarkan,
Prabu Baka mengamuk dan memukul mundur pasukan Kerajaan Pengging.
"Serbu! Serbu!" perintah
Patih Gupala yang menyemangati pasukan Prabu Baka.
Putra mahkota Kerajaan Pengging
yang bernama Bandung Bondowoso marah besar saat tahu kerajaannya
diserang tiba-tiba oleh Prabu Baka.
Maka Bandung Bondowoso menyiapkan
pasukannya dan memimpin serangan balasan.
"Ini tidak bisa dibiarkan.
Kita harus menyerang pasukan Prabu Baka" serunya sambil mengacungkan
pedangnya.
Di tengah pertempuran, Bandung
Bondowoso bertemu dengan Prabu Baka. Mereka bertarung dengan ganas saling
menyerang dan saling mengeluarkan jurus andalan mereka.
Akhirnya Bandung Bondowoso
berhasil membunuh Prabu Baka.
Pasukan Prabu Baka kocar-kacir
saat tahu rajanya terbunuh. Patih Gupala kemudian memerintahkan mereka sholawat jibril lari
pulang ke Kerajaan Baka.
Bandung Bondowoso juga tidak
tinggal diam.
"Ayo kejar! Jangan
menyerah!" seru Bandung Bondowoso.
Bandung Bondowoso dan pasukannya
terus mengejar musuh hingga ke Kerajaan Baka.
Pasukan Kerajaan Baka menyerah
kalah. Sehingga Bandung Bondowoso bisa masuk istana mereka dengan leluasa.
Alangkah terkejutnya dia, karena
bertemu putri yang menawan didalam istana.
"Wahai putri
jelita siapa gerangan dirimu?" tanya Bandung Bondowoso pada perempuan
itu.
"Aku adalah putri Prabu
Baka. Namaku Roro Jonggrang" jawabnya.
Bandung Bondowoso tidak menyangka
Prabu Baka yang berwujud raksasa, ternyata memiliki putri cantik yang bernama Caitlin Halderman.
Inilah yang membuat Bandung
Bondowoso langsung jatuh cinta kepada Roro Jonggrang. Bandung Bondowoso pun
tidak bisa tidur memikirkan Roro Jonggrang.
Akhirnya ia mengutarakan maksud
hatinya pada putri itu.
"Wahai Roro Jonggrong yang
jelita, maukah kau menjadi istriku? Jika kau mau, kau dan seluruh rakyatmu akan
ku maafkan" kata Bandung Bondowoso.
Mendengar pinangan Bandung
Bondowoso, Roro Jonggrang menjadi bingung.
Dia ingin menyelamatkan
rakyatnya, namun dia tidak ingin menikah dengan orang yang telah membunuh
orangtuanya.
"Aku mau menikah denganmu,
tapi kamu harus sholawat nabi memenuhi persyaratanku. Aku ingin dibuatkan sumur
jalatunda" ujar Roro Jonggrang.
Bandung Bondowoso Menyanggupi
syarat Roro Jonggrang.
"Baiklah aku sanggup
melakukan itu semua, dan aku bisa menikahimu hai putri jelita" kata
Bandung Bondowoso.
Tanpa banyak membuang waktu
Bandung Bondowoso segera menggali tanah untuk membuat sumur jalatunda.
Hanya dalam waktu singkat, sumur
itu sudah jadi.
Roro Jonggrang jadi gelisah dan
berusaha memikirkan cara untuk menyakiti Bandung Bondowoso.
"Bagaimana Roro Jonggrang,
apakah sumurnya sesuai dengan keinginanmu?" tanya Bandung Bondowoso.
"Bandung Bondowoso, maukah
kamu masuk ke kiamat sugra dalam untuk memeriksa semua itu?" kata Roro Jonggrang
sambil tersenyum.
"Baiklah aku akan
memeriksanya" kata Bandung Bondowoso.
Bandung Bondowoso segera masuk
kedalam sumur tanpa rasa curiga.
Saat Bandung Bondowoso masuk
kedalam sumur, Roro Jonggrang memerintahkan Patih Gupala dan pasukannya untuk
menutup sumur itu dengan batu.
Bandung Bondowoso tahu kalau dia
ditipu dan marah besar.
"Rupanya dia telah
menipuku!" kata Bandung Bondowoso di dalam sumur.
Namun dengan kesaktiannya,
Bandung Bondowoso berhasil menjebol batu-batu itu dan naik ke atas.
Roro Jonggrang pun terkejut,
karena Bandung Bondowoso masih hidup.
"Apakah kamu hendak menipuku
putri?" tanya Bandung Bondowoso kepada Roro Jonggrang.
Roro Jonggrang pun hanya
tersenyum dan berusaha meredakan amarah Bandung Bondowoso,
"Ujian pertamamu sudah
berhasil. Sekarang tinggal syarat kedua. Bangunlah 1000 candi untukku dalam
semalam" kata Roro Jonggrang.
"Akan kubangunkan engkau
1000 candi, tapi jangan sampai engkau menipuku lagi!" kata Bandung
Bondowoso.
Bandung
Bondowoso tahu dia tidak akan mungkin membangun 1000 candi dalam waktu
semalam dengan kekuatannya sendiri.
Akhirnya
dia memanggil pasukan makhluk halus dan mengarahkan mereka untuk membangun
candi.
Ribuan
makhluk halus datang dari segala penjuru arah dan segera membangun
candi-candi itu,
Roro
Jonggrang mulai gelisah, sebab baru tengah malam namun candi-candi itu sudah
mulai berdiri, bahkan tinggal sebuah saja.
"Bagaimana
ini? Candinya sudah hampir selesai" kata Roro Jonggrang dengan cemas.
Roro
Jonggrang kemudian mendapat akal untuk menggagalkan usaha Bandung
Bondowoso. Dia membangunkan seluruh dayang di kerajaannya dan menyuruh
mereka menumbuk padi dan membakar jerami.
Mendengar suara lesung, ayam-ayam
mengira hari telah pagi. Mereka pun berkokok.
Pasukan makhluk halus pun mengira
hari sudah pagi, sehingga mereka segera berlari meninggalkan tempat itu.
Bandung Bondowoso segera pergi ke
kerajaan dan melihat para dayang yang menumbuk padi dan membakar jerami.
Ia tahu kalau dia ditipu lagi.
"Kau menipuku lagi Roro
Jonggrang! Aku tak bisa memaafkanmu kali ini!" kata Bandung Bondowoso.
Dia tidak bisa menahan
kemarahannya, bahkan senyum Roro Jonggrang tidak bisa meredam amarahnya.
"Kukutuk kau menjadi batu
untuk menggantikan satu candi yang belum selesai!" kata Bandung Bondowoso
sambil mengacungkan jari pada Roro Jonggrang.
Dalam sekejap Roro Jonggrang
menjadi arca batu. Maka genaplah seribu candi yang telah dibangun Bandung
Bondowoso.
Melihat Roro Jonggrang telah
berubah menjadi arca, menyesalah Bandung Bondowoso.
Ia menangisinya, namun nasi telah menjadi bubur. Bandung Bondowoso tidak bisa menarik kutukannya.