Dongeng Fabel Anak: Sang Kera Penipu dan Pesan Moralnya

 


Dongeng Fabel Anak: Sang Kera Penipu dan Pesan MoralnyaDi ulasan kali ini, kami akan memberikan kisah dongeng Sang Kera penipu dan pesan moralnya yang dapat menjadi salah satu cerita menarik untuk dibagikan kepada anak-anak.

Seperti apakah cerita tersebut? Simak ulasan di bawah ini untuk mengetahuinya.

Sang Kera Penipu

Di sebuah hutan yang lebat, terdapat seekor bangau yang sedang menangkap ikan dan kodok dan sungai. Ia juga memiliki kera sebagai sahabatnya yang siap membantunya.

Ia kerap membantu kera mencari kutu dan mengantarnya kemana saja karena memiliki sayap lebar yang bisa mempermudah untuk berpergian jauh. Hal itu membuat kera sangat senang dengan bangau, namun ia tidak pernah membalas kebaikannya.

Malah, ia memiliki sifat yang licik dan egois. Suatu hari saat bangau dan kera mencari makan, bangau tersadar dengan sifat licik yang dimiliki oleh sahabatnya itu.

Saat itu, kera bertanya pada bangau apakah ia ingin makan kodok. Bangau yang sedang mengambil pir dengan paruhnya menoleh kemudian mengangguk. Kera lalu mengatakan jika bangau mencari kodok dan ia akan mengambil buah-buahan.

Kera lalu dengan cepat memanjat dan mengambil buah dengan cepat dan diletakkan di bawah pohon rambutan. Pohon rambutan tersebut adalah tempat mereka berdua berjanji untuk bertemu. Kera lalu tertawa di dalam hati karena berhasil menipu bangau.

Sementara itu, bangau banyak memperoleh ikan dan kodok namun terkejut karena buah-buahan sudah habis. Sementara itu, kera juga mengambil 1 ekor ikan kemudian dibakar di atas batu panas. Bangau lalu bertanya pada kera tentang buah-buahan yang hilang tersebut.

Bangau juga belum menyadari jika dirinya sudah ditipu oleh kera sebab kera yang sudah mengambil jatahnya. Kera berkata jika hari itu ia sedang sakit sehingga buah-buahan ia makan karena bangau pergi terlalu lama. Bangau pun percaya dan kembali tertipu oleh kera.

Namun semakin lama, bangau sakit hati akan tetapi tidak mau memutuskan hubungan dengan kera. Kera menyimpan makanan yang sangat banyak sedangkan bangau hanya mendapat sisanya saja. Dua hari kemudian, kera kembali menipu bangau dan berkata ingin pulang ke Medang.

Kera berpikir jika tidak akan ada yang mau meminjamkan perahu pada dirinya. Di sisi lain, warga bangau juga sedang sulit mencari maanan sebab sungai sedang kering. Kera kemudian mengetuk pintu rumah bangau yang tinggal sendirian.

Bangau kemudian terbangun dan menyambut kera lalu bertanya bertubi-tubi apakah kera tidak sabar ingin bermain dengan dirinya. Kera kemudian meminta bangau untuk mengantarnya.

Kera juga berkata jika disana ada banyak kodok dan dirinya akan mengambil buah sawo ujar kera yang berusaha menipu bangau.

Bangau lalu setuju dan berkata supaya kera naik ke punggungnya. Bangau kemudian mengepakkan sayap ke pulau Medang. Sepanjang perjalanan, kera selalu berceloteh sehingga bangau tidak bisa konsentrasi dan pulau Medang juga sangat jauh.

Bangau sangat kelelahan dan energinya tinggal sedikit dan akhirnya sampai ke tempat tujuan. Bangau langsung berbaring di pasir karena kelelahan sedangkan kera asyik makan sawo yang sangat banyak. Kera kemudian tidur dan perutnya membiru sebagai tanda kekenyangan.

Bangau kemudian pergi mencari kodok namun tidak menemukannya sampai kera terbangun dari tidur. Kera kemudian bertanya pada bangau apakah ia sudah kenyang sebab dirinya sudah kenyang karena makan sawo.

Bangau lalu berkata jika kodok yang dijanjikan kera tidak ada disitu dan ia akan kembali ke kampung halamannya.

Bangau berkata jika dengan sawo berlimpah maka kera bisa hidup sampai tujuh turunan. Untuk itulah, bangau berniat untuk pulang dan menceritakan warga kera tentang hutan sawo tersebut karena sadar jika dirinya sudah tertipu. Mendadak, kera menjadi gugup dan berkata jika ia tidak mungkin tinggal sendirian disitu.

Namun bangau berkata jika dirinya tidak bisa hidup tanpa kodok. Bangau merasa sakit hati dan membalas tipuan yang sudah dilakukan kera.

Kera kemudian meminta diterbangkan kembali ke kampung bersama dengan bangau. Bangau berkata jika sayapnya belum pulih untuk terbang dengan beban tubuh kera yang berat.

Kera kemudian mengusulkan untuk menunggu hingga kekuatan bangau bisa pulih kembali. Bangau berkata jika ia tidak bisa menunggu karena harus makan, sedangkan kera punya sawo yang berlimpah. Bangau kemudian menyarankan kera agar membuat perahunya sendiri.

Baca juga: Minuman Tersehat di Dunia

Kera lalu tertunduk malu karena teringat dengan semua kebohongannya sendiri. Selain itu, sebenarnya kera tidak terlalu pandai dalam membuat perahu. Namun karena malu, kera berkata pada bangau agar bisa membantunya mencari tanah liat dan ia yang akan menempanya.

Sesudah perahu jadi, mereka mendorongnya ke tengah laut dan berangkat. Kera naik ke perahu dengan perasaan yang amat takut.

Perahu juga sesekali diterjang oleh ombak sehingga membuat wajah kera terlihat pucat. Sementara bangau bernyayi dengan senang dan bergumam jika perahu hancur, maka ia akan tetap selamat.

Ini disebabkan karena bangau masih bisa terbang ketika perahu hancur terkena ombak. Selain itu, kemungkinan besar perahu juga memang akan hancur sebab hanya terbuat dari tanah liat buatan kera. Mereka berdua kemudian sudah berlayar jauh sampai ke tengah laut.

Pulau kampung halaman mereka juga sudah terlihat di kejauhan. Namun secara tiba-tiba, ada badai yang bertiup sangat kencang dan hujan turun dengan lebat. Ombak menggulung perahu tersebut dan akhirnya pecah berantakan.

Baca juga: Minuman Air Kelapa Muda

Bangau bergegas untuk terbang sementara kera bersusah payah untuk berenang. Karena tubuh kera yang kecil, maka ia tidak bisa melawan arus deras dan gelombang lautan yang besar.

Sampai akhirnya, kera pun mati ditelan ombak di lautan. Laut kemudian terlihat kembali tenang dan bangau dengan tenangnya terbang ke kampung halamannya.

Pesan moral yang bisa kita peroleh dari cerita ini adalah, jangan suka memanfaatkan keadaan apalagi teman kita sendiri. Kita juga diajarkan untuk tidak berbohong dan menjauhi sifat licik.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama