Pada bulan Mei di tanah suku Indian Algonquin, pohon sedang berbuah dan bunga tumbuh beraneka warna. Langit serta laut pun terlihat berwarna cerah dan indah.
Di tanah tersebutlah hidup seorang putri Indian yang merupakan putri dari seorang kepala suku bernama Powhatan. Powhatan sendiri banyak dikenal sebagai seorang kepala suku dari Algonquin yang sangat kuat. Ia juga memiliki banyak pengikut di tanahnya tersebut.
Sementara sang putri, Pocahontas memiliki kegemaran menjelajahi alam. Ia bahkan menganggap bahwa alam merupakan rumah yang aman untuknya. Pocahontas sering melakukan petualangan.
Ia juga memiliki seorang teman bernama Nakoma yang memiliki hobi atau kegemaran yang sama. Mereka banyak menghabiskan waktu bahkan berjam – jam sampai berhari – hari lamanya untuk menjelajah alam bersama.
Pocahontas yang pemberani juga suka sekali bermain di sekitar air terjun. Bahkan ia senang meloncat dari puncak air terjun tinggi ke bagian lainnya. Bahkan kapan pun sang putri memiliki masalah, ia akan selalu berpetualang.
Dalam versi dongeng Princess Disney Pocahontas, Ia juga dikisahkan memiliki pohon Ajaib kesayangan yang bernama Nenek Willow.
Suatu hari, pohon Ajaib tersebut berkata “Di sekelilingmu ada roh”.
Sang pohon yang bernama Nenek Willow melanjutkan, “Mereka hidup di bumi, air, dan langit. Kalau kamu mendengarkan, mereka akan dengan senang hati membimbingmu.”
Pocahontas sangat senang dengan Nenek Willow. Ia sering bertemu dengannya baik sendiri atau bersama sang sahabatm Nakoma.
Suatu hari, ia melihat kedatangan sebuah kapal besar yang tak seperti biasa. Kapal tersebut dihuni oleh banyak orang yang memiliki wajah dan perawakan berbeda dengannya. Salah satu orang yang dilihat oleh Pocahontas bernama John Smith. Ia berhasil menarik perhatian Pocahontas.
Pocahontas pun mengikutinya. Ia melewati hutan sampai tiba di sebuah tanah yang sepertinya akan dihuni atau bahkan diambil alih oleh mereka. Ia adalah John Smith.
John Smith pun melihat Pocahontas. Meski Pocahontas tahu dirinya harus berhati – hari terhadap orang asing, akan tetapi ia tetap melangkah maju. Ajaibnya mereka mampu mengerti bahasa masing – masing dan akhirnya menjadi teman.
Keduanya sering menjelajah alam berdua. Pocahontas juga seringkali mengajarkan kepada John Smith tentang apa yang Nenek Willow selalu ajarkan padanya. Salah satunya adalah bahwa semua hal di alam terhubung menjadi satu.
Meski John Smith dengan Pocahontas sangat akur, namun hal tersebut tidak terjadi pada orang – orang yang tinggal di tanahnya. Pendatang kelompok John dan suku Indian Algonquin tidak percaya satu sama lain.
Keduanya pun saling berebut kekuasaan. Pocahontas yang tahu bahwa perselisihan semakin memanas, mencoba untuk mendorong sang ayah yang notabennya kepala suku untuk berbicara dengan kaum pendatang tersebut. Hanya saja, ayahnya tak mau mendengarkan.
Suatu malam, John menemui Pocahontas di rawa tempat roh Nenek Willow berada. Dia ingin bertemu dengan Pocahontas untuk mengatakan bahwa ia ingin melindungi Pocahontas sekaligus sukunya. Saat itu mereka telah jatuh cinta.
Hanya saja kesalahpahaman terjadi saat itu. Para pejuang dari suku Indian Algonquin menangkap John.
John Smith pun berkata, “Tak peduli apa yang akan terjadi nanti, aku akan selalu bersamamu selamanya!”.
Keesokan harinya, perang akan terjadi. Ketika suku Indian Algonquin siap berperang melawan pendatang, Pocahontas dengan berani melangkah maju. Ia juga membuat aksi untuk memberi tahu ayahnya bahwa dirinya mencintai salah satu pendatang yaitu John Smith yang kemarin ditangkap.
Pocahontas juga mengatakan bahwa jika sukunya menyakiti John maka artinya sukunya siap berperang dengan Pocahontas sendiri. Sang ayah yang mendengar putrinya berbicara seperti itu pun akhirnya menurunkan senjata dan membebaskan John.
Hanya saja saat itu John sudah terluka. John juga harus kembali ke negaranya untuk mendapat suatu pengobatan. Pocahontas juga sebenarnya ingin pergi membersamai John. Hanya saja saat itu ia tak bisa meninggalkan sukunya.
Pocahontas pun hanya dapat membiarkan John Smith pergi sembari memberikan pelukan selamat tinggal. Ia juga berkata, “Saya akan selalu bersamamu selamanya.”