Suka membaca cerita dongeng? Yuk, cari tahu penjelasan lengkap tentang dongeng mulai dari pengertian, jenis – jenis, ciri – ciri, unsur, struktur dan contohnya.
“Di sebuah
desa.........”
“Pada suatu
hari.......”
Pasti kamu
sangat familiar dengan potongan kalimat di atas bukan? Yap, bener banget. Itu merupakan
salah satu contoh awalan dari sebuah cerita dongeng.
Dongeng sudah menjadi bacaan atau cerita yang sering kita dengar saat beranjak dewasa. Tak hanya cerita khayalan, dongeng juga memiliki makna atau pesan tersirat untuk para pembacanya yang kebanyakkan anak – anak. Namun, apakah kamu tahu apa itu dongeng? Lalu, seperti apa ciri-ciri dan manfaat dongeng? Simak penjelasannya beserta contoh dongeng paling terkenal di nusantara berikut ini, yuk!
Pengertian Dongeng
Menurut KBBI, dongeng adalah sebuah cerita yang tidak
benar-benar terjadi, terutama kejadian di zaman dahulu yang aneh – aneh .
Bisa disimpulkan bahwa, dongeng merupakan cerita rakyat yang fiktif atau khayalan dengan tema-tema yang imajinatif dan
sering tidak masuk akal.
Cerita dongeng dapat berkaitan dengan
kepercayaan masyarakat pada sesuatu yang bersifat supranatural dan
diimplementasikan di kehidupan manusia sehari-hari. Biasanya dongeng melibatkan
kejadian luar biasa yang membuat pembaca ikut merasakan suasana yang terjadi di
dalam cerita.
Kebanyakan cerita dongeng, baik itu lisan
maupun tulisan, tidak dapat
dikenali siapa pengarangnya. Hal ini dikarenakan banyak dongeng
yang merupakan cerita turun temurun dari nenek moyang. Maka dari itu, dongeng
digolongkan sebagai sastra lama yang sudah ada dari zaman dahulu.
Cerita dongeng memang terkesan sebagai
kejadian nyata yang benar-benar terjadi, padahal dongeng hanyalah fiksi yang
imajinatif. Walaupun termasuk cerita khayalan, dongeng tetap menjadi hiburan
yang menyenangkan dan memberi banyak dampak positif bagi anak - anak karena
banyak memuat pesan moral.
Fungsi dan Manfaat
Dongeng
Fungsi utama dari dongeng adalah
sebagai sarana hiburan bagi
para pendengar dan pembacanya. Namun, dongeng juga memiliki tujuan untuk mewariskan nilai-nilai dan pesan moral yang
diyakini oleh masyarakat pada masa itu.
Cerita dongeng kerap melukiskan sebuah
sindiran atau kebenaran yang berisi pelajaran moral. Biasanya, ada dua tokoh
dongeng yang menjadi fokus utama, yaitu tokoh baik dan jujur yang akan mendapat
imbalan menyenangkan, dan tokoh jahat yang akan mendapat hukuman. Pasti kamu
masih ingat ‘kan cerita bawang merah dan bawah putih?
Unsur-unsur Dongeng
- Tema: gagasan atau ide utama dari cerita dongeng
- Latar: keterangan suasana waktu dan ruang terjadinya suatu peristiwa
- Alur: peristiwa yang terjadi pada dongeng
- Tokoh: pelaku yang ada pada dongeng
- Penokohan: penampilan dan watak dari tiap tokoh yang ada di dalam cerita
- Amanat: pesan moral yang ingin disampaikan pada pembaca atau pendengar
Jenis-jenis Dongeng
1. Fabel
Fabel adalah cerita dongeng yang tokoh
utamanya binatang tetapi memiliki watak dan perilaku seperti manusia. Fabel
sering ditemukan pada kisah dongeng antara hewan, misalnya di hutan atau tempat-tempat
lainnya.
Contoh fabel: Si Kancil, Burung Gagak yang Cerdik, Kancil
dan Buaya, Semut dan Belalang, Persahabatan Kelinci dan Monyet, Kura-Kura dan
Kancil, dan sebagainya.
2. Legenda
Legenda merupakan cerita
rakyat yang ada di kehidupan masyarakat dan berhubungan
tentang suatu peristiwa.
Peristiwa dalam cerita rakyat tersebut bisa melahirkan suatu asal usul suatu tempat, suatu nama
daerah, atau hal-hal yang berkaitan dengan alam dan lingkungan sekitar.
Contoh legenda: Tangkuban Perahu, Legenda Danau Toba, Batu Menangis, Candi Prambanan (Roro Jonggrang), Sangkuriang, dan sebagainya.
3. Mite atau Mitos
Mite atau yang lebih dikenal dengan mitos
adalah jenis dongeng yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat terhadap
hal yang tidak masuk akal. Biasanya, ceritanya akan berhubungan dengan makhlus
halus, dewa-dewi, atau hal gaib lainnya.
Contoh mite: Nyi Roro Kidul, Laweyan, Joko Tarub, dan sebagainya.
4. Sage
Sage adalah dongeng yang ceritanya mengisahkan
tentang sejarah dari tokoh tertentu yang memiliki kebaikan, keberanian,
kesaktian, dan kepahlawanan. Sage mengandung unsur sejarah yang telah bercampur
dengan cerita fantasi rakyat.
Contoh sage: Panji Laras, Calon Arang, Si Pitung, Lutung Kasarung, Airlangga, dan sebagainya.
5. Parabel
Parabel adalah cerita yang mengandung
nilai-nilai pendidikan, baik itu pendidikan agama, moral, atau pendidikan
secara umum yang disampaikan secara tersirat.
Contoh parabel: Sepasang Selop Putih, Damarwulan, Hikayat Bayan Budiman, Malin Kundang, dan sebagainya.
6. Jenaka
Dongeng jenaka atau lelucon adalah cerita lucu
yang diperankan oleh tokoh-tokohnya.
Contoh jenaka: Si Kabayan, Pan Balang Tamak, Singa Rewa, dan sebagainya.
7. Dongeng biasa
Selain jenis-jenis di atas, ada juga dongeng biasanya yang umum diceritakan. Dongeng ini memuat cerita suka duka dan impian seseorang.
Ciri-Ciri Dongeng
- Ceritanya singkat
- Kalimat pembuka umumnya diawali dengan: "pada
zaman dahulu, pada masa silam, alkisah, pada suatu hari, dan
sebagainya"
- Memiliki alur yang sederhana
- Karakter atau tokoh di dalam cerita biasanya
tidak disampaikan dengan rinci
- Ada dua tokoh dengan watak yang berlawanan, yaitu
baik dan jahat
- Ditulis dengan gaya penceritaan lisan
- Bersifat fiktif atau khayalan
- Ada versi yang berbeda-beda karena cara
penyebarannya dari mulut ke mulut
- Mengandung pesan moral yang bisa dipelajari oleh
pembaca atau pendengar
- Tidak diketahui dengan pasti siapa pengarangnya
Struktur Dongeng
·
Pendahuluan :Berisi pernyataan umum atau kalimat pengantar yang membuka
sebuah dongeng
·
Kejadian atau peristiwa : cerita inti dongeng yang disusun dengan urutan
waktu (kronologis)
·
Penutup : berisi pesan moral tentang kebaikan yang dapat mengalahkan
kejahatan
Contoh Dongeng Beserta Pesan Moralnya
Bawang Merah dan Bawang
Putih
Di
sebuah desa, tinggalah seorang janda yang hidup dengan dua anak perempuannya
yang memiliki wajah menawan, yaitu Bawang Merah dan Bawang Putih. Ayah kandung
Bawang Putih yang juga suami dari ibu Bawang Merah telah meninggal dunia, jadi
Bawang Putih adalah saudara tiri dari Bawang Merah.
Bawang
Merah dan Bawang Putih memiliki sifat karakter serta kepribadian yang berbeda.
Bawang Putih memiliki sifat yang rajin, baik hati, jujur, dan rendah hati.
Sementara, Bawang Merah memiliki sifat yang malas, sombong, iri hati.
Kepribadian
Bawang Merah yang malas juga diperburuk karena ibunya yang memanjakannya.
Ibunya selalu memberi Bawang Merah apapun yang diinginkannya.
Sedangkan
Bawang Putih yang melakukan semua pekerjaan rumah, mencuci, memasak,
membersihkan rumah, dan ia hanya melakukannya sendiri. Sementara itu, Bawang
Merah dan ibunya hanya menghabiskan waktu untuk diri mereka sendiri.
Ketika
mereka membutuhkan sesuatu, mereka hanya meminta Bawang Putih. Bawang Putih tak
pernah mengeluhkan nasib buruknya yang dia hadapi. Ia selalu melayani ibu tiri
dan saudara perempuannya dengan gembira.
Suatu
hari, Bawang Putih, mencuci baju ibu tiri dan Bawang Merah di sungai. Bawang
Putih tak menyadari jika sepotong kain milik ibunya hanyut di sungai. Ia pun
merasa sedih, berpikir jika kain itu tidak ditemukan, ia akan disalahkan,
dihukum, atau diusir dari rumah.
Karena
takut kain ibunya tidak bisa ditemukan, Bawang Putih terus mencari dan berjalan
di sepanjang sungai. Setiap kali ia melihat seseorang di tepi sungai, dia
selalu bertanya tentang kain ibunya yang hanyut, tetapi semua orang tak melihat
di mana kain itu.
Akhirnya
Bawang Putih sampai ke suatu tempat di mana sungai itu mengalir ke sebuah gua.
Anehnya, ia melihat ada seorang perempuan yang sangat tua di dalam gua
tersebut. Bawang Putih pun bertanya pada perempuan tua itu jika ia melihat kain
milik ibunya.
Perempuan
tua itu tahu di mana kain itu, tapi ia memberi syarat sebelum menyerahkannya ke
Bawang Putih. Syaratnya ia harus bekerja membantu perempuan itu. Karena
sebelumnya ia terbiasa bekerja keras, hingga ia bersedia membantu perempuan tua
itu.
Saat
hari sudah sore, Bawang Putih pun mengucapkan selamat tinggal pada perempuan
tua kemudian perempuan itu juga menyerahkan kain padanya. Karena kebaikan
Bawang Putih, perempuan tua itu menawarkan hadiah labu.
Ada
dua labu, yang satu lebih besar dari yang lain. Bawang Putih diminta untuk
memilih labu yang diinginkannya. Karena Bawang Putih tidak serakah, ia memilih
labu yang kecil. Setelah itu Bawang Putih kembali ke rumahnya.
Ibu
tirinya dan Bawang Merah sangat marah karena Bawang Putih terlambat. Bawang
Putih kemudian menceritakan apa yang terjadi. Ibu tirinya masih marah karena
Bawang Putih terlambat dan hanya membawa satu labu kecil. Jadi, ibunya
membanting labu itu ke tanah.
“Prakk…”
dan labunya pun pecah.
Tapi
aneh, ternyata dalam labu ada perhiasan emas yang indah dan berkilauan. Ibu
tirinya dan Bawang Merah sangat terkejut. Mereka kemudian merasa akan menjadi
sangat kaya jika memiliki perhiasan yang begitu banyak.
Tetapi
karena keserakahannya, mereka malah berteriak pada Bawang Putih dan
membentaknya kenapa Bawang Putih tak mengambil labu yang besar. Dalam pikiran
Bawang Merah dan Ibunya, jika labu yang besar diambil, pasti mereka mendapatkan
lebih banyak perhiasan.
Untuk
memenuhi keserakahan mereka, Bawang Merah mengikuti langkah-langkah yang
diceritakan oleh Bawang Putih. Ia rela menghanyutkan kain ibunya, berjalan di
sepanjang sungai, bertanya pada orang-orang dan akhirnya datang ke gua tempat
perempuan tua itu tinggal.
Namun,
tidak seperti Bawang Putih, Bawang Merah menolak membantu perempuan tua itu
untuk bekerja dan ia bahkan dengan arogan memerintahkan perempuan tua itu untuk
memberinya labu yang lebih besar.
Perempuan
tua itu memenuhi permintaan Bawang Merah memberikan labu yang besar untuk
Bawang Merah.
Bawang
merah dengan senang hati membawa labu besar yang diberikan perempuan tua,
sambil membayangkan berapa banyak perhiasan yang ia akan dapatkan.
Sekembalinya
ke rumah, Ibunya pun menyambut Bawang Merah. Tidak lama setelah itu, labunya
dihancurkan ke tanah.
Bukan
isi perhiasan, berbagai ular berbisa yang menakutkan keluar dari dalam labu.
Bawang Merah dan Ibu tiri akhirnya menyadari apa yang mereka lakukan selama ini
salah, dan meminta Bawang Putih untuk memaafkan mereka.
(sumber cerita: popmama.com)
Pesan moral:
- Jadilah
anak yang rajin
- Sifat
serakah tidak akan membuat bahagia dan akan membawa kesusahan di masa
datang
- Apabila
kita berbuat baik, maka Tuhan akan selalu menolong kita. Sementara orang
yang suka berbuat jahat, pasti akan mendapat balasannya.
Gimana, seru banget ‘kan pembahasan kita kali
ini? Pasti kamu jadi nostalgia mengingat-ingat dongeng di masa kecil dulu ‘kan?