Dongeng Nusantara : Kisah Putri Niwer Gading dan Pangeran Amat Mude

 


Pernahkah adik-adik mendengar kisah tentang putri Niwer Gading dan pangeran Amat Mude ini? Jika belum mari kita baca bersama. Namun, sebelum lanjut ke kisahnya, ada baiknya jika kita terlebih dahulu mengetahui dari manakah dongeng nusantara yang satu ini berasal.

Kisah putri Niwer Gading dan Pangeran Amat Mude ini sendiri merupakan sebuah cerita rakyat yang berasal dari Aceh. Cerita rakyat ini mengisahkan tentang sebuah kerajaan yang terletak di Negeri Alas. Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang Raja yang bijaksana.

Namun karena suatu sebab, kerajaan tersebut akhirnya harus jatuh ke tangan yang salah. Bagimanakah kelanjutan kisahnya? Yuk cari tahu!

Kisah Putri Niwer Gading dan Pangeran Amat Mude

Pada zaman dahulu di Negeri Alas, ada seorang raja yang bijaksana dan dicintai oleh semua rakyatnya. Ia memerintah dengan adil dan sangat bijaksana, sehari-hari pikiranya dicurahkannya hanya untuk memajukan negeri dan kemakmuran rakyatnya.

Namun sayang, sang raja tidak mempunyai putera, raja merasa sedih. Atas nasihat orang pintar raja dan permaisuri kemudian tekun berdoa sambil berpuasa. Beberapa bulan kemudian permaisuri mengandung. Setelah sampai waktunya permaisuri melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Amat Mude.

Belum genap umur Amat Mude, ayahnya meninggal dunia. Karena Amat Mude masih bayi maka adik sang raja atau paman (pakcik) Amat Mude diangkat menjadi raja sementara. Pakcik itu bernama Raja Muda, setelah diangkat menjadi raja ia malah bertindak kejam kepada Amat Mude dan ibunya.

Mereka diasingkan ke sebuah hutan terpencil. Raja Muda ingin menguasai sepenuhnya kerajaan yang sesungguhnya menjadi hak Amat Mude. Walau dibuang jauh dari istana, Permaisuri tidak mengeluh, ia menerima cobaan berat itu dengan sabar dan tabah. Ia besarkan Amat Mude dengan penuh kasih sayang.

Tahun demi tahun berlalu, tak terasa Amat Mude tumbuh menjadi anak yang cerdas dan tampan. Amat Mude suka memancing ikan disungai. Pada suatu hari, permaisuri pergi ke sebuah desa dipinggir hutan untuk menjual ikan, tanpa diduga ia bertemu dengan saudagar kaya. Ternyata ia adalah bekas sahabat suaminya dulu.

"Mengapa tuan putri dan putra mahkota berada ditempat ini?" tanya saudagar itu keheranan.

Permaisuri menceritakan semua kejadian yang menimpanya. Mendengar hal itu, sang saudagar segera mengajak mereka ke rumahnya dan membeli semua ikannya. Setibanya dirumah, saudagar itu menyuruh istrinya segera memasak ikan tersebut.

Ketika sedang memotong perut ikan, sang istri merasa heran dari perut ikan itu keluar telur ikan yang berupa emas murni. Kemudian, butiran telur emas itu dijual ke pasar oleh istri saudagar. Uangnya ia gunakan untuk membangun rumah permaisuri dan putranya. Sejak itu permaisuri dan Amat Mude telah berubah menjadi orang kaya berkat telur-telur emas dari ikan.

Hingga pada suatu ketika, raja Muda memanggil Amat Mude ke istana. Ia memerintahkan amat mude memetik kelapa gading untuk mengobati penyakit istri Raja Muda, di sebuah pulau yang terletak ditengah laut.

Konon, lautan disekitar pulau itu dihuni oleh binatang-binatang buas. Siapapun yang melewati lautan itu pasti celaka. Raja Muda mengancam Amat Mude jika tidak berhasil, ia akan dihukum mati. Tapi Amat Mude tak peduli dengan ancaman itu. Niatnya tulus hendak menolong istri Raja Muda.

Ia pun segera berangkat meninggalkan istana. Setibanya dipantai, ia duduk termenung, tiba-tiba muncul dihadapannya seekor ikan besar bernama Si Lenggang Raye, didampingi oleh Raja Buaya dan seekor Naga besar.

Singkat cerita, Amat Mude telah menemukan pohon kelapa gading dengan bantuan Si Lengga Raye, Raja buaya, dan seekor naga. Selanjutnya, Amat Mude memanjat pohon kelapa yang dimaksud oleh Raja Muda. Ketika sedang memetik buah kelapa gading, tiba-tiba terdengar suara seorang perempuan.

"Siapa pun yang berhasil memetik buah kelapa gading, dia akan jadi suamiku," ucap gadis tersebut.

 "Siapakah Engkau?" tanya Amat Mude.

 "Aku Putri Niwer Gading," jawabnya suara dari bawah pohon kelapa.

Amat Mude cepat-cepat memetik kelapa gading. Setelah turun dari atas pohon kelapa. Alangkah takjubnya Amat Mude melihat kecantikan Putri Niwer Gading. Akhirnya, amat mude mengajak sang putri pulang ke rumahnya untuk dipersunting.

Setelah menikah, Amat Mude beserta istri dan ibunya berangkat ke istana untuk menyerahkan buah kelapa gading. Kedatangan Amat Mude membuat Raja Muda terheran-heran. Orang yang berhasil melewati rintangan di pulau angker pastilah orang sakti. Ia tidak mau main-main lagi. Kini tidak ada alasan untuk menghukum mati keponakannya itu.

Akhirnya Raja Muda sadar akan kesalahannya. Ia memohon maaf kepada Permaisuri dan Amat Mude. Beberapa waktu kemudian Amat Mude dinobatkan menjadi Raja Negeri Alas.

Tamat.

Bukan kah sekali lagi kita diajarkan bahwa kebaikan akan mendatangkan sesuatu yang baik? So, selalulah berusaha menjadi pribadi yang lebih baik lagi ya adik-adik. Semangat!

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama