Sejak kecil, kamu tentu sering dibacakan sebuah cerita atau mungkin membaca sendiri cerita anak-anak dengan tokoh utamanya adalah seekor hewan. Bahkan mungkin, beberapa kisah ini masih teringat di benakmu, seperti cerita si Kancil, Kura-kura, Monyet yang rakus, hingga Tiga Babi Kecil. Nah, tahukah kamu jika cerita hewan tersebut disebut dengan fabel?
Secara etimologis, fabel berasal dari bahasa latin fabulat, yang artinya adalah cerita tentang kehidupan hewan yang berprilaku selayaknya manusia pada umumnya, seperti dapat berbicara, berfikir, hingga berpakaian. Oleh karena itu, fabel termasuk dalam cerita fiksi.
Nah, setelah mengetahui apa itu fabel, saatnya kita masuk ke cerita dongeng fabel pada hari ini. Dongeng fabel hari ini berkisah tentang serigala dan anjing penjaga rumah. Bagaimana kisahnya? Yuk kita baca bersama!
Kisah Serigala dan Anjing Penjaga Rumah
Di suatu hari, ada seekor serigala yang kurus dan sangat jarang mendapatkan mangsa akibat anjing-anjing desa yang menjaga desa dan ternak, sangatlah sigap dan tangkas. Serigala itu begitu kurusnya hingga terlihat seperti tulang yang terbungkus kulit saja. Hal ini pun membuat serigala tersebut menjadi sedih.
Suatu malam, sang Serigala berpapasan dengan seekor anjing rumah yang gemuk dan sehat, yang sedang berkeliaran sedikit jauh dari rumah tinggalnya. Sang Serigala berpikiran untuk memangsa sang Anjing, tetapi sang Anjing terlihat sangat kuat dan susah untuk dikalahkan. Sang Serigala akhirnya hanya memuji-muji penampilan sang Anjing yang terlihat sehat itu.
“Kamu bisa juga menjadi sehat dan cukup makan seperti saya apabila kamu mau,” kata sang Anjing.
“Tinggalkanlah hutan, karena di sana kamu hidup menderita. Mengapa? karena kamu harus bertarung untuk mendapatkan makanan. Contohlah saya dan kamu akan menjadi sehat dan cantik,” Lanjut Anjing.
“Apa yang harus saya lakukan?” tanya sang Serigala.
“Hampir dikatakan tidak berat,” jawab sang Anjing penjaga rumah.
“Mengejar-ngejar orang yang membawa tongkat dan menangkap tongkat yang dilemparkannya, menggonggongi pengemis yang lewat, menggosok-gosokkan badan pada kaki orang-orang di rumah. Sebagai gantinya kamu akan mendapatkan segala-galanya. Tulang ayam, daging, gula, kue dan lain-lainnya. Kamu juga akan mendapatkan kata-kata pujian dan elusan,” lanjut Anjing.
Sang Serigala yang membayangkan segala keindahan itu, membuatnya hampir menangis. Tetapi saat itu dia menyadari bahwa bulu di sekeliling leher sang Anjing sedikit rontok dan kulitnya seperti terdapat bekas-bekas luka
“Apa yang terjadi dengan lehermu?” tanya Serigala.
“Ah, tidak apa-apa,” jawab sang Anjing.
“Coba katakan apa yang terjadi pada lehermu itu,” kata sang Serigala.
“Mungkin yang kamu lihat di leher ku adalah bekas kalung di mana biasanya pada kalung tersebut diikatkan pada seutas tali atau rantai,” jawab sang Anjing.
“Apa! sebuah rantai? Jadi kamu tidak dapat bebas ke mana-mana?”tanya Serigala.
“Tidak selalu! Tetapi apa bedanya?” jawab sang Anjing.
“Semuanya berbeda! Saya tidak peduli akan nikmatnya hidangan yang kamu makan dan saya pasti tidak akan dapat menikmati nikmatnya daging domba yang lembut apabila kebebasan saya dihilangkan,” kata sang Serigala sambil berlari masuk ke hutan meninggalkan Anjing penjaga rumah.
Tamat.
Pesan Moral :
Tidak ada yang jauh lebih berharga dibandingkan dengan apa yang kita miliki saat ini. Apapun yang terdengar dan terlihat indah, belum tentu seindah yang kita pikirkan dan kita miliki. Jadi, jangan lupa bersyukur atas apa yang kita miliki saat ini. Sampai Bertemu Kembali.