Tentu bunda setuju jika anak-anak perlu untuk memperlajari banyak hal, termasuk sikap saling berbagi. Sikap yang satu ini termasuk dalam keterampilan yang harus dikuasai anak agar dapat membangun hubungan yang baik dengan orang lain nantinya.
Namun sayangnya, mengajarkan anak untuk berbagi bukanlah perihal yang mudah. Namun, bunda tidak perlu merasa khawatir, karena mengajarkan anak untuk berbagi dengan teman dan orang lain yang berada di sekitarnya akan menjadi tidak sulit asal bunda tahu caranya.
Nah, salah satu cara mudah yang dapat bunda lakukan untuk mengajarkan anak sikap berbagi kepada sesama adalah dengan membacakannya sebuah dongeng yang berkisah tentang persaudaraan dan sikap berbagi.
Selain mengandung pesan moral yang tentu baik untuk sang buah hati, dongeng juga dapat menjadi perantara yang menyenangkan untuk anak. Tertarik untuk mencobanya? Berikut dongeng bertema persaudaraan yang dapat bunda bacakan pada si kecil.
Sesama Saudara Harus Berbagi
Pada suatu pagi indah dengan matahari yang cerah, Pak Tua Rusa mengunjungi kediaman keluarga Pip si Tupai di sebuah desa.
“Pagi, Ibu Tupai… Kemarin, keponakanku mengunjungiku. Dia membawakanku oleh-oleh yang cukup banyak. Aku ingin membaginya untuk para sahabatku. Ini kacang kenari spesial untuk keluargamu,”ucap Pak Tua Rusa kepada Ibu Pip.
“Terima kasih, Pak Tua Rusa,” ucap Ibu Pip.
Selepas ngobrol dan berbincang tentang banyak hal dengan Pak Tua Rusa, Ibu Pip masuk ke dalam rumah dan memanggil anak-anaknya.
“Anak-anak, lihat kita punya apa? Kalian harus membaginya sama rata, ya,”ucap Ibu Pip.
“Asyiiik,” girang Pip dan adik-adiknya.
“Ibu taruh sini, ya,”ucap Ibu Pip.
Setelah itu, Ibu Tupai mengurus rumah kediamannya. Sementara itu, adik-adik Pip ingin mencicipi kacang itu.
“Ini aku bagi,” ucap Pip.
Dari sepuluh butir kacang, dia memberi adiknya masing-masing dua butir.
“Ini sisanya untukku, aku ‘kan paling besar,”ucap Pip.
“Tapiii … Ibu kan berpesan untuk membagi rata,” kata Titu, salah satu adik kembar Pip (diiringi tangisan Puti) kembar satunya.
Mendengar tangisan Puti, Ibu Pip keluar dan bertanya. Sambil terisak, Puti menceritakan keserakahan kakaknya.
“Tak boleh begitu, Pip. Ibu tadi sudah bilang apa? Kamu tidak boleh serakah,” tegur ibu Pip.
“Tapi Buuu, aku kan lebih besar. Perutku juga lebih besar,” sanggah Pip.
Ibu Pip berpikir sejenak,
“Baiklah, Pip. Kamu memang lebih besar. Kebutuhan makanmu juga lebih banyak. Tapi, kalau cuma menurutkan keinginan dan perut, kita akan selalu merasa tidak cukup,”ucap Ibu Pip, menasehati.
“Kalau begitu, Ibu saja yang membagi, ya? Memang tidak akan memuaskan semuanya. Ini, Ibu beri empat untukmu, Pip, karena kau lebih besar dan si Kembar kalian masing-masing mendapat tiga.”ucap Ibu Pip.
“Kalian harus mau berbagi ya, anak-anak. Walaupun menurut kalian kurang, ini adalah rezeki yang harus disyukuri,” lanjut Ibu Pip.
“Berarti enak dong, Bu, jadi anak yang lebih besar. Selalu mendapat lebih banyak,” iri Puti.
“Ya, tapi perbedaannya ‘tak terlalu banyak, kan? Lagipula kakakmu memiliki tugas yang lebih banyak darimu. Dia harus mengurus rumah dan mencari makan. Apa kau mau bertukar tugas dengan Kak Pip?” tanya Ibunya.
Puti dan Titu membayangkan tugas-tugas Pip. Lalu mereka kompak menggeleng.
“Nah, begitu. Sesama saudara harus akur ya, harus berbagi. Jangan bertengkar hanya karena masalah sepele,” kata Ibu Pip.
“Iya, Bu,” angguk Pip.
“Yuk, kita makan kacangnya bersama,” ajak Pip pada kedua adiknya.
Ibu Pip tersenyum melihat anak-anaknya kembali rukun.
Tamat.
Pesan Moral :
Janganlah serakah, karena sikap tersebut bukanlah sikap yang baik. Sebaliknya, kita harus selalu mengingat orang lain dan suka berbagi. Selain itu, sesama saudara haruslah saling berbagi dan akur.