Dongeng Anak : Kisah Penyihir dan Bola Kristal

 


Hari sudah larut, namun sang buah hati masih belum merasa ngantuk? Jika hal tersebut terjadi, bunda bisa mencoba untuk membacakannya sebuah dongeng. Pasalnya, dongeng dipercaya mampu membuat anak merasa lebih tenang, sehingga dapat tidur tepat waktu. Selain itu, dongeng juga bisa menjadi media quality time yang ampuh bersama dengan sang buah hati.

Bagaimana bunda, ingin mencobanya? Berikut rekomendasi dongeng yang bisa bunda bacakan untuk sang buah hati.

Kisah Penyihir dan Bola kristal

Pada suatu masa, hiduplah seorang penyihir yang memiliki tiga orang putra yang tampan. Sang penyihir takut jika kelak kekuatannya akan diambil anaknya. Karena ketakutannya itu, si penyihir mengubah anak pertamanya menjadi burung elang dan anak keduanya menjadi ikan paus.

Putra ketiga yang menyadari bahwa ibunya adalah seorang penyihir. Dengan cerdik, segera pergi meninggalkan saudara-saudara dan ibunya.

Sementara itu, tersebar kabar bahwa putri raja telah disihir dan dipenjara di istana matahari. Sudah banyak orang yang ingin membebaskan sang Putri, akan tetapi tidak ada yang berhasil.

Putra ketiga yang juga mendengar hal tersebut, ia mencoba untuk membebaskan putri raja dari sihir. Dia pun pergi menyusuri hutan. Untuk sampai di istana matahari, ia harus menempuh perjalanan yang cukup panjang.

Di tengah perjalanan. si putra ketiga bertemu dengan dua raksasa yang baik hati.

“Aku tahu apa yang engkau inginkan saat ini, wahai pemuda.” ujar raksasa.

“Jika kau tahu apa keinginanku, bantulah aku.” sahut si putra ketiga.

“Karena engkau memiliki niat yang baik, kuberikan tongkat ajaib ini untukmu. Dengan tongkat ini. engkau bisa sampai ke istana matahari untuk menyelamatkan putri raja.” kata raksasa sambil menyerahkan tongkat ajaib kepada putra ketiga.

Tongkat ajaib itu bisa membawa siapa pun ke mana pun yang diinginkan. Si putra ketiga lantas membayangkan dirinya tiba di istana matahari. Wops! Seketika. Sampailah dia di gerbang istana matahari.

Si putra ketiga masuk dan menyusuri seluruh ruangan yang ada di dalam istana. Ada satu kamar yang terlihat berbeda. Dari kamar itu, terlihat pancaran cahaya. Si putra ketiga bergegas memasuki kamar tersebut. Betapa terkejutnya ia saat melihat sosok yang aneh di sana.

“Wajahmu terlihat pucat. rambutmu pun merah. Apakah engkau adalah putri raja?” tanya si putra ketiga dengan penuh harap.

“Benar. Lihatlah cermin ini. engkau akan tahu wujud asliku dari cermin.” jawab sosok itu dengan sedih. Meski si putra ketiga telah datang, sihir sang Putri belum hilang.

“Aku ingin membebaskanmu, tapi aku tidak tahu caranya,” ujar si putra ketiga.

“Hanya dengan bola kristal, engkau dapat membebaskanku. Tapi, engkau harus melewati banyak rintangan. Pertama, engkau akan bertemu dengan harimau. Kedua, engkau akan bertemu dengan burung api. Dia membawa telur yang di dalamnya berisi bola kristal,” jelas Putri.

Dengan gagah berani, si putra ketiga pergi ke mata air. Ia pun bertemu dengan harimau yang dimaksud Putri. Si putra ketiga adalah pemuda cerdas. Dengan tongkat ajaib yang ia dapat dari raksasa, ia berhasil melenyapkan harimau. Si putra ketiga lalu melanjutkan perjalanannya.

Tibalah ia di tepi laut. Di sana, dia bertemu dengan burung api. Tiba-tiba, saudara-saudara si putra ketiga yang telah disihir menjadi burung elang dan ikan paus, ikut membantu. Usaha mereka bertiga berhasil. Burung api melepaskan telurnya.

Si putra ketiga kemudian membuka telur tersebut. Muncullah bola kristal dari telur itu. Tanpa membuang waktu, si Putra ketiga bergegas menemui penyihir sembari membawa bola kristal itu.

Tanpa rasa takut, si putra ketiga menghadapkan bola kristal itu tepat pada wajah penyihir. Untunglah, tak lama kemudian, sihir yang ada pada putri raja lenyap. Bahkan, saudara-saudara si putra ketiga juga kembali menjadi manusia.

Akhirnya, si putra ketiga menikah dengan putri raja. Ia pun hidup bahagia bersama dengan saudara-saudaranya.

Tamat.

Demikianlah dongeng anak yang berjudul kisah penyihir dan bola Kristal. Bagaimana bunda? Menarik bukan ceritanya?

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama