Dongeng Anak : Kisah Semut dan Kepompong

 


Membacakan dongeng kepada anak sebelum tidur merupakan aktivitas yang mampu membangun kedekatan sang anak dengan orang tua loh, bunda. Dengan membacakan dongeng untuk sang buah hati, bunda tidak hanya menghibur, namun juga menambah wawasan sekaligus menanamkan nilai-nilai moral pada sang buah hati.

Dilansir dari buku Tips Jitu Mendongeng (2009) karya pendongeng Agus DS mengatakan bahwa “mendongeng adalah salah satu cara untuk menanamkan nilai luhur pada anak, serta salah satu cara untuk belajar berbahasa, bernalar, dan berekspresi.”

Sebagai referensi dongeng bunda, kami telah merangkum sebuah dongeng anak yang berjudul kisah semut dan kepompong. Yuk dibacakan untuk si kecil bunda.

Kisah Semut dan Kepompong

Pada jaman dahulu, terdapat sebuah hutan yang sangat lebat. Di hutan tersebut, tinggallah bermacam-macam hewan, mulai dari semut, gajah, harimau, badak, burung dan sebagainya.

Pada suatu hari, datanglah badai yang sangat dahsyat. Badai tersebut datang sangat mendadak sehingga membuat seluruh hewan panik dan berlari ketakutan menghindari badai yang tersebut.

Pada esok harinya, setelah badai berlalu, matahari muncul dengan sangat hangat dan teriknya. Kicau burung juga terdengar dengan merdu, namun apa yang terjadi? Banyak pohon di hutan tersebut yang tumbang dan berserakan sehingga membuat hutan tersebut menjadi berantakan.

Melihat hal tersebut, kepompong menjadi sedih dan menangis di sebuah pohon yang sudah tumbang.

"Hu..huu...betapa sedihnya kita, diterjang badai tapi tak ada tempat satupun yang aman untuk berlindung..huhu.." Gumam sang kepompong meratapi nasib.

Tiba-tiba dari balik tanah, muncullah seekor semut yang dengan sombongnya berkata,

"Hai kepompong, lihatlah aku, aku terlindungi dari badai kemarin, tidak seperti kau yang ada diatas tanah, lihat tubuhmu, kau hanya menempel di pohon yang tumbang dan tidak bisa berlindung dari badai" Ucap sang semut pada kepompong dengan sombongnya.

Tak hanya pada kepompong, semut yang sombong itu terus berkata demikian kepada semua hewan yang ada di hutan tersebut, sampai pada suatu ketika tanpa sengaja semut berjalan diatas lumpur hidup. Semut yang sombong itu, tidak tahu kalau ia sedang berjalan diatas lumpur hidup yang bisa menelan dan menariknya kedalam lumpur tersebut.

"Tolong...tolong....aku terjebak di lumpur hidup..tolong", Teriak semut.

Tiba-tiba terdengar suara dari atas,

"Sepertinya kamu sedang mendapat kesulitan ya, semut?" Tanya Kupu-kupu.

Semut pun melihat ke atas mencari sumber suara tadi, ternyata suara tersebut berasal dari seekor kupu-kupu yang sedang terbang diatas lumpur hidup tadi.

"Siapa kau?" Tanya Semut.

"Aku adalah kepompong yang waktu itu kau hina." Jawab Kupu-kupu.

Semut merasa malu sekali dan meminta bantuan kepada kupu-kupu untuk menolong dirinya keluar dari lumpur hidup tersebut.

"Tolong aku kupu-kupu, aku minta maaf karena waktu itu aku pernah sangat sombong sekali bisa bertahan dari badai cuma karena aku berlindung dibawah tanah" Ucap Semut.

 Kupu-kupu yang kasihan melihat semut akhirnya menolongnya dan semut pun akhirnya selamat. Semut pun berjanji ia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di hutan tersebut lagi.

Tamat

Pesan Moral : 

Sesama makhluk ciptaan Tuhan, tidaklah baik jika saling mengejek dan menghina. Siapa yang tahu jika pada akhirnya yang dihina akan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari yang menghina.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama