Memberikan nasehat kepada sang buah hati tidak melulu harus monoton. Kamu, juga bisa menggunakan media atau cara lain, misalnya seperti dongeng. Dongeng adalah hiburan yang menyenangkan untuk anak dan memberi manfaat positif bagi anak.
Salah satu dongeng yang mengandung makna positif untuk anak adalah “kisah Gajah dan Semut.” Mau tahu bagaimana ceritanya? Mari kita baca bersama.
Kisah Gajah dan Semut
Matahari siang itu bersinar amat terik. Para koloni semut memilih untuk tinggal di rumah. Mereka ingin bersantai sambil menikmati persediaan makanan.Tiba-tiba, bumi terasa seperti bergoyang. Koloni semut pun panik.
“Gempa bumi! Gempa bumi!!” Teriak semua Semut.
Mereka berbondong-bondong keluar dari sarang mereka yang berada di dalam tanah. Namun begitu keluar, mereka kaget. Rupanya, ada kawanan gajah yang sedang mencari makan di sana.
“Ya! Tadi bukan gempa bumi, melainkan ulah gajah-gajah itu.” Ucap salah satu semut.
Melihat hal itu, koloni semut yang merasa terganggu pun berkata. “Hai, Gajah. Pergilah dari sini! Ini daerah kami!”
“Hahaha! Apa kau bercanda, Semut Kecil? Hutan ini milik umum, jadi siapa pun boleh ke sini,” Jawab ketua kawanan gajah.
“Tapi, kami lebih dulu tinggal di tempat ini!” Jawab ketua koloni semut.
Namun, kawanan gajah tak peduli. Mereka menganggap semut hanyalah binatang kecil. Kawanan gajah pun melanjutkan makan. Mereka bahkan tak segan-segan sampai menghancurkan rumah koloni semut. Akibatnya, koloni semut harus berlari tunggang-langgang agar tak terinjak kawanan gajah.
Malam harinya, setelah kawanan gajah pergi, koloni semut kembali ke rumah mereka. Mereka pun berkumpul.
“Ini tidak bisa dibiarkan. Jika terus seperti ini, bisa-bisa kawanan gajah menguasai tempat kita,” Ucap salah satu ekor semut.
Semua semut setuju.
“Ah! Bagaimana jika kita bicara baik-baik dengan mereka? Jika tidak berhasil, barulah kita menyerang mereka,” Ucap ketua koloni semut.
Semua semut tertegun ragu. Mana mungkin tubuh kecil mereka dapat melawan para gajah yang besar. Tapi, ketua koloni semut berhasil meyakinkan koloninya. Koloni semut pun menyusun rencana untuk mengalahkan kawanan gajah.
“Besok aku akan mencoba menghadang para kawanan gajah dan meminta kepada mereka untuk bicara baik-baik agar mereka mau pindah dan mencari makan di tempat lain. Namun, jika mereka tidak mau bekerja sama, kalian semua serang para kawanan gajah.” Ketua koloni semut menjelaskan.
“Tapi bagaimana cara menyerangnya ketua? Bukankah ukuran badan gajah jauh lebih besar jika dibandingkan dengan kita?” Tanya salah satu ekor semut.
“Kalian naik saja ke tubuh mereka, masuk ke dalam belalai gajah dan berusahalah untuk menggigitnya sekuat mungkin.” Ucap ketua koloni semut.
Esoknya, kawanan gajah kembali datang. Ketua koloni semut menghadang, hendak berbicara baik-baik. Namun seperti yang saudah diduga, kawanan gajah tak mau. Akhirnya, koloni semut menyerang kawanan gajah seperti yang sudah mereka rencanakan kemarin.
Koloni semut menyerang bagian dalam gajah-gajah itu, seperti belalai dan telinga mereka. Kulit luar gajah memang keras, tapi tidak dengan kulit bagian dalam mereka. Ketika para semut menggigit kulit bagian dalam, semua gajah kesakitan dan terjatuh.
Saat itulah, kawanan gajah sadar bahwa meskipun kecil, semut tak bisa diremehkan. Buktinya, kini mereka kalah melawan semut.
Tamat.
Pesan Moral :
Jangan pernah meremehkan orang lain, dari fisik hingga keterampilannya. Sejak awal gajah menganggap remeh semut karena tubuhnya yang kecil. Namun, akhirnya gajah justru kalah melawan semut.