Cerita Roro Jonggrang sering juga dikenal dengan sebutan Loro Jonggrang atau Lara Jonggrang. Cerita rakyat yang satu ini masuk kedalam jenis dongeng mite.
Dongeng mite adalah salah satu jenis dongeng yang biasanya sering dihubungkan dengan suatu kepercayaan, seperti benda gaib, roh, dewa-dewi atau tokoh yang memiliki kesaktian.
Pada kesempatan ini, kita akan membaca salah satu contoh dongeng mite dari tanah air. Dimana cerita ini merupakan asal mula Candi Sewu, Candi Prambanan, Keraton Ratu Baka, dan arca Dewi Durga yang berada di dalam candi Prambanan.
Terdapat mitos mengenai adanya larangan bagi pasangan yang belum menikah untuk masuk ke ruangan patung Roro Jonggrang di Prambanan.
Karena masyarakan sekitar percaya, jika larangan ini dilanggar maka jalinan cinta sepasang kekasih itu dapat rusak. Wah ngeri sekali ya teman! Penasaran? Langsung saja baca kisahnya dibawah ini ya!
Kisah Roro Jonggrang – Cerita Rakyat Jawa Tengah
Pada zaman dahulu kala, terdapat sebuah kerajaan bernama Prambanan. Kerajaan ini dipimpin oleh seoarang raja yang bernama Prabu Baka.
Raja ini dikenal sebagai sosok pemimpin yang baik dan bijaksana, maka tidak heran jika semua rakyatnya hidup makmur dan bahagia.
Sementara itu, di tempat lain, terdapat juga sebuah kerajaan bernama Pengging. Berbeda dengan Prabu Baka, Raja Pengging memiliki sifat yang sangat buruk.
la sangat suka berperang demi memperluas kekuasaan kerajaannya. Kerajaan ini memiliki seorang kesatria sakti bernama Bondowoso.
Kesatria yang dikenal sebagai Bandung Bondowoso ini merupakan kesayangan raja. Hal ini dikarenakan ia memiliki senjata ilmu hitam yang sangat kuat dan pasukan jin, sehingga kerajaan mereka susah untuk dikalahkan.
Suatu hari, Raja Pengging ingin menaklukkan Kerajaan Prambanan. Seperti biasa, ia pun memanggil Bandung Bondowoso untuk memimpin pasukan perang.
“Aku perintahkan kau dan pasukanmu untuk merebut Kerajaan Prambanan!” perintah Raja Pengging.
Bandung Bondowoso langsung menjalankan tugasnya untuk menyerang Kerajaan Prambanan. Dengan sangat mudah, Bandung Bondowoso berhasil menaklukkan kerajaan tersebut.
Prabu Baka pun tewas dalam peperangan itu. Sebagai hadiah, Raja Pengging mengizinkan Bandung Bondowoso untuk mengurus Kerajaan Prambanan.
Tak diduganya, ternyata Kerajaan Prambanan memiliki seorang putri yang cantik jelita bernama Roro Jonggrang. Melihat itu, Bandung Bondowoso pun langsung memanggil Roro Jonggrang untuk menghadap.
“Apa yang kau inginkan, Bandung Bondowoso?” tanya Roro Jonggrang dengan ketus.
“Aku ingin menikahimu. Menikahlah denganku, pasti kehidupanmu akan tenteram dan damai,” ungkap Bandung Bondowoso.
Tentu saja, Roro Jonggrang kaget. Ia tak menyangka Bandung Bondowoso akan melamarnya. Padahal, Roro Jonggrang tak suka dengan Bandung Bondowoso.
Bandung Bondowoso adalah orang yang kejam. Selain itu, ia telah membunuh ayahnya, dan membuat rakyat Kerajaan Prambanan menjadi sengsara.
Dengan tegas, Roro Jonggrang menolak pinangan Bandung Bondowoso. Mendengar penolakan itu, Bandung Bondowoso tidak terima. Ia pun mengancam Roro Jonggrang.
“Jika kau tidak mau menikah denganku, hidupmu akan sengsara. Semua penduduk desa pun akan kubuat menderita,” ancam Bandung Bondowoso.
Seketika, Roro Jonggrang menjadi ragu.
“Aku izinkan kau berpikir terlebih dahulu,” ucap Bandung Bondowoso.
Roro Jonggrang merasa bingung dengan pinangan Bandung Bondowoso. Jika ia tidak menerima pinangan Bandung Bondowoso, rakyatnya akan sengsara.
Akan tetapi, ia tidak suka dengan Bandung Bondowoso dan sangat membencinya. Ia juga tidak rela jika sisa hidupnya harus dihabiskan dengan orang yang tidak memiliki hati seperti Bondowoso.
Semalaman Roro Jonggrang berpikir, bagaimana cara menolak pinangan Bandung Bondowoso, tapi rakyatnya tetap aman.
Setelah berpikir panjang semalaman, akhirnya Roro Jonggrang memiliki sebuah ide. Esok siangnya, Bandung Bondowoso menemui Roro Jonggrang.
“Sudahkah kau memutuskan pilihanmu, Roro Jonggrang?” tanya Bandung Bondowoso.
“Baiklah, Bandung Bondowoso. Aku mau menikah denganmu, asalkan kau bisa memenuhi syarat dari ku.” ucap Roro Jonggrang.
“Apa syaratmu?” tanya Bandung Bondowoso dengan congkak.
“Buatlah 1000 candi dan 2 buah sumur dalam waktu satu malam,” ujar Roro Jonggrang.
Roro Jonggrang memiliki keyakinan yang kuat bahwa Bandung Bondowoso tidak akan bisa memenuhi syaratnya tersebut.
Tanpa berpikir lama, Bandung Bondowoso langsung menyetujui syarat dari Roro Jonggrang.
Malam harinya, Bandung Bondowoso dibantu oleh pasukan jinnya, membangun 1000 candi dan 2 sumur.
Roro Jonggrang yang diam-diam menyaksikan hal itu, menjadi gelisah. Perkiraannya salah, pasukan Bandung Bondowoso sangat cepat menyelesaikan pembangunan itu.
Saat waktu sudah menginjak tiga per empat malam. Hanya tertinggal dua candi yang belum siap dibangun.
“Bagaimana caranya menggagalkan usaha mereka?” pikir Roro Jonggrang.
Roro Jonggrang memiliki sebuah ide. Ia memanggil semua dayang di istana, dan menyuruh mereka untuk membakar jerami di sebelah timur.
Sebagian lain membunyikan lesung, dan menebarkan bunga yang wangi. Tujuannya agar ayam-ayam lekas bangun dan berkokok.
Tanpa membuang waktu, para dayang segera melakukan perintah itu. Benar saja, ayam-ayam jantan terbangun dan mulai berkokok.
Mendapati langit di timur berwarna merah, bunyi lesung, aroma wangi bunga, dan kokokan ayam, bala tentara Bandung Bondowoso bergegas pergi. Mereka mengira hari sudah pagi.
Mendapati bala tentara jinnya mulai pergi, Bandung Bondowoso berusaha keras untuk menghentikan mereka.
“Kembalilah pasukanku. Hari belum pagi! Masih ada satu candi lagi yang harus kalian bangun!” teriak Bandung Bondowoso.
Sayang, bala tentara Bandung Bondowoso tetap pergi meninggalkan pekerjaannya. Sesampainya di istana, kemarahannya semakin membara saat mengetahui bahwa semua itu ulah Roro Jonggrang.
Tanpa berpikir panjang, ia langsung mencari Roro Jonggrang dan mengubahnya menjadi candi. Pada akhirnya jumlah candi genap 1000 dan salah satunya terdapat candi Roro Jonggrang.
Hingga kini, candi-candi tersebut dikenal dengan nama Candi Roro Jonggrang, dan dapat ditemui di Candi Prambanan.
Pesan Moral:
1. Tidak ada orang yang suka berteman dengan orang jahat terutama anak nakal yang suka berbohong.
2. Jangan suka berbuat curang, karena tindakan ini dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.