Dongeng Fabel, Anak Kambing yang Keras Kepala

Banyak anak-anak yang nakal dan sangat susah untuk dinasihati. Akan tetapi, sebagai orang tua sangat penting untuk mendidiknya dengan cara yang baik (tidak menggunakan kekerasan).

Menceritakan dongeng dapat kamu jadikan salah satu media untuk memperkenalkan kepada anak sifat-sifat yang baik dan tetap bersifat menghibur.

Berikut ini cerita dongeng fabel yang dapat kamu bacakan kepada anak yang keras kepala. Jangan lupa juga untuk menyampaikan pesan moralnya kepada si kecil ya bunda.

Si Munil, Anak Kambing yang Keras Kepala

Anak Kambing yang Keras Kepala

Pada zaman dahulu, disuatu pegunungan hiduplah seekor kambing bernama Munil. Ia adalah salah satu hewan ternak milik seorang pengembala yang bernama Pak Seguin.

Pak Seguin selalu membeli kambing-kambing kecil, lalu memelihara mereka dengan penuh cinta. Namun, di saat kambing-kambing itu sudah mulai besar, mereka lalu lari dari kandang.

Inilah yang membuat pengembala ini sering merasa sedih. Biasanya kambing-kambing itu akan lari ke arah lembah.

Namun sayang pada akhirnya tidak ada satupun kambing yang selamat, karena menjadi mangsa serigala yang tinggal di lembah itu.

Sekarang Pak Seguin hanya memiliki seekor kambing kecil bernama Munil. Karena tidak ada lagi hewan ternaknya, kambing inilah yang menjadi kesayangan Pak Seguin.

Akan tetapi ketika Munil sudah mulai dewasa, ia tampak mulai tak betah di kandangnya. Melihat itu Pak Seguin mulai merasa khawatir.

Suatu hari,  Munil berkata pada Pan Seguin,  “Majikanku, tolong dengarkan aku. Lepaskanlah aku sekarang, karena aku bisa mati kalau terus menerus makan di halaman atau di kandangmu ini. Biarkanlah aku makan bebas di lembah yang jauh di sana .”

Pak Seguin berusaha membujuk Munil. “Kenapa kamu mau pergi? Semua kambing yang pergi dari tempat ini, menjadi santapan serigala di lembah itu. Termasuk Rinalda, temanmu yang terkahir dimangsa di lembah itu!”

“Saya tidak peduli pada Rinalda,” kata Munil.  “Pokoknya aku ingin bebas!” Kata Munil dengan perasaan yang sedikit kecewa. Percakapan ini semakin sering dilakukan selama beberapa hari.

Hingga pada suatu malam, Munil si kambing remaja itu pergi melarikan diri. Ia pun tiba di lembah, awalnya Munil merasa sangat bahagia ketika sudah sampai di lembah itu.

Betapa bahagianya berkelana di lembah tanpa tali di sekeliling leher. Ucap Munil dalam hati. Ketika siang telah berlalu, datanglah senja yang akan menuju malam.

Melihat sekeliling yang semakin gelap, sejenak terpikir oleh Munil untuk kembali ke kandang milik majikannya yang bernama Pak Seguin.

Namun niat itu berubah, ketika ia memikirkan akan ada tali yang mnegekang lehernya. “Yasudahlah, lebih baik mati daripada hidup bagai tahanan di dalam penjara,” gumamnya.

Saat hari semakin malam, suasana menjadi berubah. Tiba tiba, daun-daun di sekitar tempat Munil berdiri mulai bergerak-gerak.

Melihat itu, Munil mulai melangkah mundur dengan bergidik takut. “Ha ha haaaa…” Tiba-tiba terdengar tawa serigala yang mengerikan.

Munil baru sadar, dia sedang berada dalam bahaya. Kambing keras kepala itu pun lari sekuat tenaga untuk berusaha meninggalkan lembah itu.

Ia terus berlari sambil berpikir untuk kembali ke kandang Pak Seguin yang aman. Namun…, tiba-tiba ada yang menyergapnya dari belakang.

Ya sesuai dugaan kalian, ia adalah serigala lembah. Ketika hari sudah semakin gelap, Munil yang malang sudah menjadi santapan serigala sama seperti teman-temannya terdahulu.

Pesan Moral:

1. Tetap selalu dengarkan nasihat orang tua.

2. Setiap peraturan yang diberikan, pasti memiliki tujuan yang baik

3. Penyesalan selalu datang belakangan

Itulah cerita Munil Si Anak Kambing yang keras kepala yang akhirnya menerima nasib  menjadi santapan serigala.

Semoga pesan moral yang terkandung didalam cerita ini dapat memberikan pelajaran baru bagi adik-adik ya, terutama bagi yang suka tidak mendengar nasihat dari orangtua.

 

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama