Pada kesempatan ini kita
akan membacakan cerita Islami yakni cerita Rasul Allah swt yang bernama Ismail
as. Sepanjang hidupnya memiliki banyak mukjizat dan dikenal sebagai anak yang
sholeh.
Ia tidak pernah membatah
perintah orangtuannya maupun perintah Allah swt. Bagaimana kisahnya? Simak
kisahnya dibawah ini ya teman!
Dongeng Anak Islami, Kisah Nabi Ismail AS
Nabi Ismail as adalah
salah satu putra Nabi Ibrahim as dari istri keduanya yang bernama Hajar. Nabi
Ismail lahir di Al Khalil (Hebron), wilayah Kan’an (Palestina).
Kelahirannya membawa
kebahagiaan bagi Nabi Ibrahim dan Siti Hajar. Namun tak berapa lama, istri
pertama Nabi Ibrahim yang bernama Sarah merasa cemburu.
Allah swt memerintahkan
Nabi Ibrahim as membawa Hajar dan Ismail pergi. Mereka pun pergi ke suatu
daerah tandus yang kini dikenal dengan nama Mekah.
Ditengah perjalanan,
Allah swt memerintahkan Nabi Ibrahim as meninggalkan Hajar dan Ismail di padang
pasir tandus yang berada di Mekah.
Sebenarnya ia tidak
merasa tega, tetapi ia tetap berusaha untuk melaksanakannya karena itu adalah
perintah dari Allah swt.
Kondisi padang pasir
sangat panas, gersang, dan tidak ada tanaman. Bahkan disaat itu, belum ada satu
manusia pun yang menghuni tempat tersebut.
Nabi Ibrahim berdoa, “Ya
Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah
yang tidak memiliki tanaman-tanaman di dekat rumah Engkau yang dihormati. Ya
Tuhan kami, (yang demikian itu) agar mereka mendirikan salat maka jadikanlah
hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari
buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur.”
Selesai berdoa, Nabi
Ibrahim berpamitan kepada istri dan anaknya yang disayanginya itu. Setelah itu,
Hajar yang merupakan wanita sholeha langsung menjalankan perintah suaminya itu.
Sejak Nabi Ibrahim as
pergi, wanita itu berjuang hidup bersama dengan anak semata wayangnya yang
bernama Ismail dengan perbekalan seadanya.
Namun karena waktunya
sangat lama, perbekalan yang dibawanya pun akhirnya habis. Hajar mulai
kebingungan, ditambah lagi Ismail terus menangis.
Karena jarangnya dia
makan sampai-sampai air susu Hajar pun telah kering. la berlari dari Bukit
Shafa ke Bukit Marwah untuk mencari makanan dan minuman.
Ketika dia tidak
menemukan apa pun, akhirnya ia pun kembali lagi dari Bukit Marwah ke Bukit
Shafa dan terus berulang hingga tujuh kali.
Setelah merasa lelah karena terus berusaha, ia kembali ke tempat Ismail. Betapa terkejutnya dia ketika mendapati Ismail tengah menangis sambil menghentak-hentakkan kakinya ke tanah.
Dari bekas hentakan
kakinya itu muncul sumber mata air yang mengeluarkan air yang begitu jernih dan
deras. Hajar lalu mengucapkan “zam zam (berkumpullah),” maka air itu pun
terkumpul.
Hajar kemudian berdoa
dan bersyukur kepada Allah swt atas limpahan rahmat yang diterimanya yang
membuat mereka tidak pernah kekurangan air atau makanan lagi.
Karena pristiwa inilah
muncul perintah untuk berhaji dan melakukan sa’I yakni berlari-lari kecil dari
bukit shofa dan marwa. Sumber mata air dari hentakan kaki Ismail itu pun masih
ada hingga sekarang dan dikenal dengan nama “Zam Zam”.
Suatu ketika, sekelompok
orang dari suku Jurhum tiba di padang pasir tersebut. Mereka sangat kehausan
sementara perbekalan air yang mereka bawa telah habis.
Ketika berjalan melalui
tempat kediaman Hajar dan Ismail, mereka terkejut karena ada manusia yang
bertempat tinggal di tempat ini.
Tidak sampai disitu
saja, rasa kagum mereka menjadi bertambah karena menemukan sumber air yang
tidak pernah kering milik Hajar dan Ismail.
Mereka pun meminta izin
kepada Hajar untuk tinggal di sana. Beberapa lama kemudian, suku ini berkembang
semakin banyak.
Mereka kemudian
membangun sebuah kampung yang aman dan tenteram hingga daerah gersang itu
menjadi ramai.
Setelah lama
meninggalkan Hajar dan Ismail, Nabi Ibrahim kembali mendapatkan petunjuk dari
Allah untuk menjenguk mereka.
Betapa terkejutnya Nabi
Ibrahim ketika tiba di Mekah. la mendapati daerah ini ramai dan sudah banyak
sekali yang menghuninya.
Padahal, dulunya daerah
ini sangat sepi. Betapa bahagianya Nabi Ibrahim dapat bertemu dengan Hajar dan
anak kesayangannya, Ismail.
Suatu malam, Nabi
Ibrahim mendapatkan perintah Allah lewat mimpi agar menyembelih Ismail.
Awalnya, ia menganggap mimpi itu tidak benar.
Ketika mimpi itu
berulang hingga tiga kali, Nabi Ibrahim tampak gelisah dan bingung. Akhirnya ia
memutuskan untuk berbicara dengan Ismail.
Nabi Ibrahim berkata,
“Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
pikirkanlah apa pendapatmul”
Ismail menjawab,
“Kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah engkau akan
mendapatiku sebagai orang-orang yang sabar.”
Nabi Ibrahim sangat
terharu dengan perkataan Ismail, ayah dan anak itu membicarakan hal ini kepada
ibunya. Mendengar pernyataan itu, Hajar sangat terkejut dan merasa berat hati.
Belum lama, ia mendapat
cobaan hidup terpisah dari suaminya, sekarang ia harus merelakan anaknya untuk
disembelih.
Namun mereka adalah
orang-orang yang taat dan patuh kepada Allah. Walaupun itu merupakan keputusan
yang sangat berat baginya, akhirnya Hajar pun merelakannya.
Nabi Ibrahim dan Ismail
pergi ke tempat yang jauh dari pemukiman. Kemudian, Nabi Ibrahim mengasah
pedangnya hingga tajam.
Sebelum melaksanakan
penyembelihan, Nabi Ibrahim berdoa agar diberikan ketabahan dan kekuatan.
Setelah keduanya telah berserah diri, Nabi Ibrahim membaringkan anaknya.
Melihat ketaatan dan
kesabaran hambanya itu, Allah berfirman, “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah
membenarkan mimpi itu, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Kami tebus anak
itu dengan seekor sembelihan yang besar.”
Dengan secepat kilat
Allah swt menyuruh malaikat menggantikan posisi Ismail dengan satu ekor domba.
Akhirnya Ismail tidak terluka sama sekali.
Sejak peristiwa itu,
umat Islam dianjurkan untuk berkurban setiap hari raya Idul Adha. Ismail tumbuh
menjadi anak yang saleh dan sehat.
la selalu mendampingi
ayahnya dalam berdakwah. Suatu ketika, Nabi Ibrahim dan Ismail mendapatkan
petunjuk dari Allah untuk membangun Ka’bah.
Selama berhari-hari,
mereka membangun ka’bah. Setelah selesai, mereka berdoa, “Ya Tuhan kami,
terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.
Ya Tuhan kami.
jadikanlah kami berdua sebagai orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan
(jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau.
Tunjukkanlah kepada kami
cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah tobat kami.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.”
Kemudian Allah swt
kembali menyuruh keduanya untuk menyeru kepada manusia agar melaksanakan haji
ke Mekah.
Allah berfirman, “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh supaya menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang telah Allah berikan kepada mereka berupa binatang ternak.
Maka makanlah sebagian dari padanya dan berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.” Sejak saat itu, manusia di penjuru dunia melaksanakan ibadah haji
Setelah sekian lama
mengikuti dakwah ayahnya, Ismail as diangkat Allah swt juga sebagai nabi. Ismail
as layak menjadi seorang nabi karena memiliki sifat yang sangat mulia.
Hal ini dijelaskan oleh
Allah dalam firmannya, “Dan ceritakanlah kisah Ismail di dalam Al Quran.
Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya dan dia adalah seorang rasul
dan nabi.”
Nabi Ismail as diutus
Allah untuk berjuang di jalan Allah swt dan menyebarkan kebaikan kepada manusia
yang lainnya.
Contoh Tauladan yang
Dapat Diambil (Pesan Moral):
1. Ketaatan keluarga
Nabi Ibrahim as dalam menjalankan perintah Allah swt.
2. Ketaatan kedua
orangtuanya membentuk kepribadian anak saleh.
3. Ketinggian budi
pekerti, ketaatannya kepada kedua orangtuannya dan kesabaran yang dimiliki
Ismail as, menjadikannya dicintai Allah dan mendapatkan banyak keistimewaan
salah satunya menjadi nabi dan rasul.
4. Perintah
penyembelihan Ismail mengandung hikmah bahwa Allah mengajarkan tentang
berkorban, agar manusia senantiasa saling peduli dengan yang lainnya.
Demikianlah kisah anak sholeh yang diberikan banyak keistimewaan dalam hidupnya, anak itu bernama Ismail Bin Ibrahim..
Cukup sampai disini dulu cerita dongeng kita hari ini. Di lain waktu, kami akan membagikan cerita dongeng menarik lainnya.
Tentunya pasti mengandung pesan moral yang baik untuk disampaikan ke anak-anak kita. Sampai ketemu di cerita dongeng anak berikutnya.