Dongeng : Kisah Putri yang Tertidur
Dahulu kala, di sebuah kerajaan hiduplah seorang raja yang adil dan sangat
bijaksana. Rakyatnya juga sangat makmur dan bahagia karena dipimpin oleh raja
tersebut.
Hanya saja masih ada yang terasa kurang. Sang ratu, istri dari raja
ternyata sudah sangat lama mendambakan keturunan. Setiap harinya, raja dan ratu
tidak pernah berhenti berdoa agar segera dikaruniai buah hati.
Akhirnya doa mereka pun dikabulkan. Singkat cerita, ratu akhirnya
mengandung dan melahirkan seorang putri yang sangat cantik.
Raja dan ratu amat bahagia karena kehadiran anak pertamanya ini. Sebagai
bentuk rasa syukur, raja pun mengadakan pesta dan mengundang para bangsawan
hingga rakyatnya untuk datang ke istana. Tak lupa, raja juga mengundang 7 orang
penyihir baik hati buat memberikan mantra baiknya pada putri yang baru lahir.
“Engkau akan menjadi seorang putri yang cantik,” kata si penyihir pertama.
“Kamu akan menjadi putri yang baik hati dan jujur,” kata penyihir yang
kedua.
“Wahai putri, tumbuhlah menjadi seorang anak yang cerdas,” kata penyihir
ketiga.
“Putri, kelak kamu akan menjadi seorang yang bijaksana,” kata penyihir yang
keempat.
“Jadilah engkau putri yang pandai berdansa,” kata penyihir yang kelima.
“Selain pandai berdansa, kamu juga akan memiliki suara yang bagus dan
pintar bernyanyi,” kata penyihir keenam.
Sekarang giliran penyihir ketujuh buat mengucapkan mantranya surat makkiyah. Akan tetapi,
sebelum dia sempat memberikan mantra, tiba-tiba pintu istana terbuka dan
muncullah seorang penyihir yang jahat. Penyihir tersebut merasa kesal karena
raja tidak mengundang dirinya ke dalam istana.
“Karena aku tidak diundang. Maka aku akan mengutuk anakmu, wahai Raja. Sang
putri akan mati tertusuk jarum pemintal benang, hahaha..” katanya sambal
tertawa licik.
Usai mengeluarkan kutukannya. Raja dan ratu yang mendengar hal itu langsung
menangis. Penyihir yang ketujuh lalu menghampiri raja dan ratu untuk
menenangkan mereka.
“Tidak usah khawatir. Aku akan membantu meringankan kutukan dari penyihir jahat
itu. Putri tidak akan mati, namun dia terkena penyakit empty sella syndrome bakal tertidur selama 100 tahun setelah
terkena jarum pemintal benang. Dia akan terbangun kembali apabila seorang
pangeran datang kepadanya,” ucap si penyihir yang ketujuh.
Setelah kejadian tersebut, raja langsung memerintahkan agar semua pemintal
benang yang ada di istana dan diseluruh kerajaan segera dikumpulkan dan
dibakar.
Singkat cerita, enam belas tahun kemudian sang putri telah tumbuh menjadi
seorang gadis yang cantik serta baik hati. Tak berapa lama, raja serta ratu
sedang melakukan perjalanan keluar negeri. Sehingga putri pun ditinggal seorang
diri ke istana.
Sang putri pun berjalan-jalan keluar istana. Ternyata dia menemukan sebuah
puri. Di dalam puri tersebut ada sebuah kamar yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
Ternyata di dalam kamar tersebut ada seorang nenek tua yang memintal benang.
Si nenek pun meminta putri untuk duduk ke depan alat memintal dan mulai
memutar alat pemintal tersebut. Saat sedang memutar alat pemintal benang,
mendadak jari sang putri tertusuk jarum pemintal. Sang putri pun menjerit
kesakitan dan langsung terjatuh ke lantai.
Sang nenek tua yang ternyata adalah si penyihir jahat kontan tertawa puas
melihat putri yang tersungkur dan dianggap telah tewas.
Sang putri yang telah hilang ini membuat seisi istana khawatir. Raja
memerintahkan seluruh pasukannya untuk mencari putri. Akhirnya sang putri pun
ditemukan namun dalam keadaan yang tidak sadarkan diri.
Raja pun sangat bersedih melihat keadaan anaknya. Kemudian datanglah
penyihir ketujuh yang menenangkan sang raja.
“Raja, tenanglah. Putri hanya akan tertidur selama 100 tahun. Dan dia pun
tidak akan sendirian, karena aku akan menidurkan kalian semua,” ucap si
penyihir sembari menebarkan sihir ke seluruh istana. Lalu dengan dibantu oleh semua
penyihir, sang penyihir ketujuh menutup dengan semak berduri supaya tidak ada
yang bisa masuk ke istana.
Seratus tahun berlalu. Tiba-tiba ada seorang pangeran yang datang dari
negeri seberang yang kebetulan melewati depan istana yang ditutupi oleh semak
yang berduri. Menurut cerita, istana tersebut dihuni oleh seekor naga yang
jahat dan mengerikan. Pangeran pun berencana ingin menghancurkan naga tersebut.
Sesampainya di gerbang istana, pangeran mencoba memotong semak belukar
tersebut. Namun terus gagal. Tiba-tiba muncullah seorang penyihir yang baik
hati yang memberikannya sebuah pedang.
“Pakailah pedang ini,” kata penyihir tersebut.
Pangeran akhirnya memakai pedang tersebut untuk memotong semak belukar.
Begitu masuk ke dalam istana, dia langsung dihadang oleh naga besar yang
merupakan jelmaan dari si penyihir jahat.
Naga tersebut menyerang pangeran dengan menyemburkan api yang panas.
Pangeran menghindar dari semburan api itu. Lalu dia melemparkan pedangnya ke
arah naga dan berhasil menancap ke leher naga. Sang naga langsung jatuh ke
tanah dan berubah kembali ke petunjuk penyihir jahat. Lalu dia pun mati.
Setelah diberi tahu oleh penyihir baik hati, pangeran menuju kamar di mana
sang putri tertidur. Sesampainya di sana, dia melihat sang putri yang cantik dan
jelita tengah memejamkan matanya. Pangeran pun mencium pipi sang putri, dan
pada saat itulah hilang juga kutukan jahat untuk si putri.
Akhir cerita, putri pun menikah dengan pangeran. Raja dan ratu pun sangat
berbahagia. Tujuh penyihir baik pun kembali datang dengan membawa hadiah berupa
mantra baik.
Pesan moral dari cerita tersebut adalah apabila kita memiliki sifat dan selalu baik pada orang lain. Maka kebaikan dan kebahagiaan pun akan selalu menyertai kita. Selain itu, yakinlah bahwa kebaikan bakal selalu menang melawan kejahatan. Meski kita harus menunggu agar kebaikan tersebut terungkap dengan jelas.
Komentar
Posting Komentar